Jakarta – Kordinator Aksi Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia, Herdian Chandra Eureka, ditabrak oleh orang tidak dikenal di jalan cakung jakarta timur, pada pukul 01.00 wib (19/7).
Korban setelah di tabrak ditinggalkan oleh pelaku dalam keadaan luka parah, pelaku memandangi korban dengan senyum senang sambil meninggalkan lokasi tabrakan. Diketahui bahwa korban sebelumnya baru saja melakukan aksi demonstrasi terkait isu monopoli penjualan Daging di Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia, Ali Hasan Amrun, menyikapi peristiwa tersebut dan akan menggelar konfresi pers pekan depan. Konpres dilakukan sebagai bentuk dukungan dan agitasi terhadap korban lantaran sudah memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Kejanggalan sebenarnya sudah mulai terlihat saat Korlap aksi pasca memberikan surat pemberitahuan aksi, Herdian kerap mendapatkan telepon dari orang yg tidak di kenal dengan nada ancaman untuk membatalkan aksi tersebut.” Tegas Ketua Umum ISMAHI, Ali Hasan dalam pesannya dengan kawan kawan media (21/7/2025).
Ali juga mengatakan, kejadianya sangat janggal sehari setelah berdemo korban ditabrak di jalan yang biasa dilalui sang korban, menjadi aneh lagi posisi jalan tersebut sangat kosong dan tidak ada lalu lalang kendaraan lain yang melintas.
Ketua Ismahi juga menambahkan, bahwa kawan kawan yang berdemo kenaikan harga daging beku impor dan adanya dugaan monopoli penjualan daging di tanah air, bukan tanpa alasan, ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat namun pemainnya dalam hal ini ( pendistribusi) melakukan monopoli penjualan, sehingga menjadi mahal di pasaran.
“Daging di indonesia memang tidak terbilang langka, namun masyarakat mengeluhkan masalah pendistribusian yang di mainkan oleh satu perusahaan sebagai pemegang utuh pendistribusian, yang anehnya lagi pendistribusi dikelola oleh perusahaan swasta di Indonesia.” Ucap Ali.
Sementara itu, Herdian menjelaskan kronologis peristiwa tabrak lari tersebut. Kecelakaan terjadi saat Herdian pulang dari rumah kawannya yang dikabarkan sakit, Herdian menengok kawan ya yang sakit yang jarak rumahnya memang tidak jauh dan kerap dilalui jalannya.
” malam itu menjadi malam yang sama dengan malam mal sebelumnya, karena memang kerap saya lalui. Namun entah kenapa pada malam tanggal 19 juli, suasana jalan sepi dan tidak ada satupun kendaraan yang lewat.” Tegas herdian.
Lanjut, anehnya sang penabrak bukanya membantu saya saat saya tertabrak, malah dengan senyuman yang puas, pelaku berjalan dengan kendaraan roda duanya tanpa tergesa gesa sambil mengelengkan kepala seolah olah sedang menikmati suasana keberhasilan.