Kilas Negeri || Jakarta – Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Almanhajussawi Dhiyau Nusantara pimpinan KH. Waisul Qurni Zainudin melaksanakan peringatan Hari Santri dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu, (25/10/2025) Bada Magrib.
Tema yang diusung oleh Yayasan Almanhajussawi Dhiyau Nusantara pada peringatan Hari Santri kali ini adalah “Revitalisasi Fungsi Santri Merawat Warisan Langit, Menjawab Realita Bumi.”

Makna dari revitalisasi fungsi santri adalah menghidupkan kembali peran semangat santri sebagai penggerak peradaban umat menghidupkan semangat ilmu dan amal, sedangkan makna dari merawat warisan langit adalah menguatkan kembali ruh keilmuan ( tafaqquh fiddin ) dan dakwah para pewaris nabi, dan makna menjawab realita bumi Santri harus mampu hadir di tengah masyarakat dan menjawab realitas zaman (sosial, budaya, ekonomi bahkan tekhnologi).
“Tujuan di didirikan Yayasan Almanhajussawi Dhiyau Nusantara karena bila dilihat dari nama Almanhajusaawi Dhiyau Nusantara secara garis besar jalan yang lurus yang berpedoman pada ilmu agama yang bersanad, yang mampu menerangi nusantara dengan amal,”ujar KH. Waisul Qurni Zainudin Pimpinan Yayasan Almanhajussawi Dhiyau Nusantara, Sabtu, (25/10/2025).
Sedangkan, Ketua RW 008 Tanah 80 Kelurahan Klender Bapak Azis Firman dalam sambutannya memberikan dukungan dan apresiasi penuh kepada Yayasan Almanhajussawi Dhiyau Nusantara karena di tengah kemajemukan Kota Jakarta Yayasan Almanhajussawi DN ikut andil memberikan kontribusi melalui ilmu agama yang bersanad ulama nusantara dan sosial untuk masyarakat sekitar.
Sementara itu penceramah Kyai Sumarno Syafii yang merupakan pengasuh acara Damai Indoneisaku dan pengasuh Ponpes Darussaadah Tangerang mengatakan agar selalu menjaga marwah Para Ulama, Kyai, Santri, juga lembaganya.
“Di zaman PKI ulama, kyai, santri di bunuh fisiknya, zaman sekarang ulama, kyai, santri dibunuh karakter serta lembaganya, jika marwah ulama, kyai, santri lembaganya tidak dijaga marwahnya, maka jiwa Nasionalisme tidak akan tumbuh di indonesia,”tuturnya.
“Oleh karenanya sebagai kaum santri kita harus menjaga nilai nilai kesantrian dalam kehidupan sehari hari dengan ihtirom, menghormati dan memulyakan para ulama khususnya di pondok pesantren”, lanjutnya.
Pada kesempatan acara peringatan Hari Santri dan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, juga di laksanakan pemberian santunan anak yatim sebagai bentuk tindak nyata dari apa yang di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW agar umatnya menyayangi anak yatim.
![]()





















